Kamis, 25 Agustus 2011

Pers dan Pilkada 2005 (Buku Ke-5)


Penyusun:
Lukas Luwarso
Samsuri
Kusmadi

Penerbit:
Dewan Pers & FRIEDRICH EBERT STIFTUNG (FES), 2005

Tebal:
iii + 88 halaman

Tebal:
iv + 95 halaman

Setiap kali digelar pemilihan yang melibatkan masyarakat luas, pers akan dihadapkan pada persoalan independensi, obyektivitas, dan keberpihakan. Persoalan terakhir menjadi yang tersulit untuk disikapi. Setiap calon sudah pasti memasukkan pers sebagai sarana untuk pemenangan mereka. Pers berusaha digiring, dikuasai secara baik-baik maupun kasar. Tujuannya hanya satu: membangun citra positif seorang calon untuk melicinkan jalannya menuju kursi kekuasaan.

Kualitas demokrasi sangat ditentukan oleh kualitas pers selama pemilihan dilangsungkan. Akses-akses yang adil yang diberikan pers pada setiap kandidat, memungkinkan demokrasi dapat dilangsungkan dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Selain itu, pers bisa lebih leluasa mengkritik dan memberi masukan secara jujur dan independen pada setiap calon. Sehinga pers bisa menyumbang berlangsungnya pendidikan politik.

Dewan Pers sebagai lembaga independen yang berfungsi, diantaranya, melindungi kebebasan pers dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik, merasa harus ikut menjaga kebebasan pers serta meningkatkan profesionalisme pers selama berlangsung proses pilkada. Karena itu, atas dukungan lembaga Friedrich Ebert Stiftung (FES), Dewan Pers mengelar diskusi tentang "Pers dan Pilkada 2005" di lima kota: Semarang, Padang, Banjarmasin, Palembang, dan Denpasar. Diskusi dilaksanakan Mei-Juli 2005 dengan mengundang peserta dari berbagai unsur yang terkait langsung dengan pilkada seperti KPUD, Panwas Pilkada, partai politik, calon kepala daerah, pimpinan media massa lokal, aktivis LSM, akademisi, dan aparat pemerintah.

Buku ini merupakan "notulensi" dari rangakaian diskusi tersebut. Tidak hanya sekedar menyuguhkan notulensi, buku ini juga mendokumentasikan dinamika yang terjadi sebelum dan setelah pilkada Juni 2005 dengan disertai(sedikit) analisa. Diharapkan buku ini turut menjadi bahan berharga bagi siapapun yang menginginkan demokratisasi di negeri ini berjalan sukses, dan secara bersama profesionalisme pers meningkat.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar