Kamis, 25 Agustus 2011

Kemerdekaan Pers, Kebijakan Negara, dan Pengurangan Angka Kemiskinan (Buku Ke-7)


Penyunting:
Sugeng Suprayanto
Samsuri

Penerbit:
Dewan Pers dan UNESCO-Jakarta, Juni 2006

Tebal:
xvii + 48 halaman

“Kemerdekaan Pers, Kebijakan Negara, dan Pengurangan Angka Kemiskinan” dipilih sebagai tema peringatan Hari Kemerdekaan Pers Sedunia tahun 2006. Persoalan seperti ini jarang disinggung oleh masyarakat pers. Memang, idealnya, antara kemerdekaan pers dan pengentasan kemiskinan dapat berkembang bersama. Sebab kemerdekaan pers adalah pilar dari demokrasi. Dan telah banyak dipercaya bahwa dengan demokrasi sebuah negara dapat meningkatkan kemakmuran bagi rakyatnya.

Bangsa Indonesia saat ini telah merasakan kemerdekaan pers, kualitas demokrasi juga meningkat. Tetapi, apakah kemerdekaan pers dan demokrasi tersebut telah dapat membantu rakyat Indonesia keluar dari kemiskinan?

Pers tidak mungkin bisa bekerja sendirian dan terlalu dituntut mengambil peran terpenting dalam pengurangan kemiskinan di Indonesia. Dalam konteks ini yang bisa dilakukan pers adalah memberikan informasi yang benar mengenai persoalan kemiskinan, informasi tentang hal-hal yang dapat menghambat atau menyukseskan program pengentasan kemiskinan. Sebab negara dan lembaga-lembaga donor memerlukan bantuan banyak pihak ---termasuk pers--- untuk membantu menyukseskan program-program yang bertujuan pengentasan kemiskinan.

Kasus kelaparan di Yahukimo, Papua, menjadi contoh baik bagaimana pers memerankan diri. Pemberitaan tentang kemiskinan dan kelaparan di Yahukimo telah menghadirkan kepedulian dari negara, lembaga donor, dan masyarakat pada Yahukimo.

Pemberitaan pers tentang kemiskinan menjadi masukan yang berguna bagi negara dan lembaga-lembaga donor agar program yang mereka buat tepat sasaran. Sedangkan pemantauan yang dilakukan pers bisa mencegah ---atau setidaknya mengurangi--- terjadinya penyelewengan dana-dana bantuan. Kemerdekaan pers menjadi modal berharga bagi komunitas pers untuk bisa melaksanakan peran yang diharapkan tersebut secara lebih maksimal.

Buku ini merupakan kumpulan makalah para pembicara dalam seminar untuk memperingati Hari Kemerdekaan Pers Sedunia tahun 2006. Seminar yang diselenggarakan Dewan Pers bekerjasama dengan UNESCO kantor Jakarta tersebut dilaksanakan di Jakarta Media Center, 3 Mei 2006, dengan menghadirkan empat pembicara. Selain makalah, dalam buku ini juga dimuat wacana yang berkembang dalam sesi dialog selama seminar serta sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika dan Direktur Jendral UNESCO.*

(Sinopsis ini diambil dari “Kata Pengantar” Ketua Dewan Pers, Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA.)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar